SELAMAT DATANG DI MAMATANGKAS.

Thursday, October 14, 2021

Telemedicine Meningkatkan Akses Wanita untuk Layanan Kesehatan Serta Kontrasepsi

 Telemedicine Meningkatkan Akses Wanita untuk Layanan Kesehatan Serta Kontrasepsi



Mama Tangkas - Konsultasi kesehatan lewat fasilitas online atau telemedicine dinilai mampu meningkatkan akses orang-orang terutama perempuan ke perawatan kesehatan dan kontrasepsi yang pada gilirannya mampu mengurangi kehamilan yang tidak direncanakan.


Hal ini disebutkan oleh Honorary Treasurer & Chairman of Health Technologies, Devices & Innovation Chapter, Malaysian Pharmacists Society yakniJack Shen Lim di antara diskusi virtual Asia Pacifik berjudul "#TakeControl : Membentuk Kesehatan Digital untuk Perempuan dalam Dekade COVID-19," yang diadakan pada hari Jumat.


Menurut Jack, disinilah pentingnya keberadaan platform lokal yang mampu membuat para perempuan mengakses secara nyaman dan privat dari rumah mereka.


Di Indonesia, para perempuan sudah sanggup mengakses layanan konsultasi Keluarga Berencana online melalui aplikasi Klikkb. Mereka bisa memperoleh informasi yang benar dari tenaga kesehatan mulai dari layanan KB sampai pengingat waktu untuk meminum pil KB supaya menghindari putus pakai kontrasepsi yang dapat berujung kehamilan tak diharapkan.


Lebih lanjut tentang pemanfaatan layanan online, OBGYN & Digital Thought Leader sekaligus President of Quezon City Medical Society District IV yang ada di Filipina, Dr. Michelle Dado berpendapat, perlunya para profesional kesehatan menjadi lebih paham secara digital dan juga menerjemahkan apa yang harus mereka lakukan dalam konsultasi tatap muka pada platform online.


"Ini akan membantu memutus siklus informasi yang salah secara daring yang kemudian dapat mengakibatkan banyak perempuan muda membuat pilihan kontrasepsi berdasarkan informasi yang salah," ucap dia.


Mengenai akses perempuan pada kontrasepsi, Head of Medical Affairs, Pharmaceuticals Division Asia/Pasific, Bayer, Dr. Shivani Kapur mendukung kolaborasi antara para pemegang kebijakan dan juga inovasi digital dalam menunjang keluarga berencana dengan mengakses kontrasepsi yang tidak terhambat dan juga meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan perempuan tentang keluarga berencana dan kontrasepsi.


Pandemi COVID-19 setahun terakhir menjadi salah satu sebab keterlambatan perempuan mengakses fasilitas medis secara fisik, dokter, obat-obatan termasuk memperoleh informasi terkait keluarga berencana.


Data dari International Planned Parenthood memperlihatkan, pada April 2020 sebanyak 5.633 klinik statis dan bergerak beserta layanan perawatan berbasis komunitas pada 64 negara ditutup akibat pandemi.


Di satu sisi, Direktur Program dan Kinerja, East South East Asia and Oceania Region (ESEAOR), Malaysia, International Planned Parenthood Federation yang bernama  Dr. Jameel Zamir menyebutkan bahwa perempuan juga takut untuk mencari perawatan kesehatan.